Assalamualikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga
akhirnya makalah ini dapat kami buat dengan baik.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan
makalah ini. Tak lupa kami ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah IKD 1
yang telah memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila
ada kesalahan kata di dalam makalah ini yang kurang berkenan kami mohon maaf
sebesar – besanya.
Wassalamualikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………
1.BAB
I PENDAHULUAN……………………
A.Latar belakang…………………………………………………
B.Rumusan masalah……………………………………………
C. Tujuan penulisan…………………………………………………………………….
2.BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..
A.
Konsep holistic care CARING,HOLISME
& HUMANISME…………………
B.
Manfaat caring…………………………………………………………………..
C. Sikap caring…………………………………………………………………
D. Karakteristik caring………………………………………………………
3. BAB III HOLISME & HUMANISME
A.
Holisme…………………………………………………………
B.
Humanisme…………………………………………………………………
4.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori
keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang mendasari
seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik keperawatan, beberapa teori
diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori komunikasi terapeutik dari
peplau, teri goal atteccment dari betty nowman dan sebaginya leiningers konsep
model yang di kenal dengan sunrise modelnya merupakan salah satu teori yang
diaplikasikan dalam praktiik keperawatan
B.
Rumasan
Masalah
Ada pun
perumusan masalah di antara nya
1.
Konsep holistiker
2.
Apa yang
di maksud dengan caring
3.
Apa
yang di maksud dengan holisme
4.
Apa
yang di maksud dengan humanisme
C.
Tujuan
penulisan
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti tentang konsep holistic care dalam
ilmu keperawatan dan menghasilkan karya yang indah, enak di baca, dan di mudah
di pahami pada setiap kata yang ingin di sampai kan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Klinik
Keperawatan Terpadu HOLISTIC CARE merupakan klinik yang dikelola oleh Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Pembentukan klinik ini merupakan bagian
dari program strategis pengembangan fakultas dalam upaya untuk mengembangkan
terapi modalitas keperawatan dan menerapkan ilmu-ilmu keperawatan dalam bentuk
pengabdian terhadap masyarakat dalam bidang kesehatan. Definisi Holistic care
sendiri merupakan Pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek
kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental,
social, spiritual yang saling mempengaruhi.
a)
Caring
Caring
merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,
berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.
Menurut Pasquali dan Arnold serta Watson,human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain.
Menurut Watson, ada 7 asumsi yang
mendasari konsep caring yaitu:
Ø Caring hanya akan efektif bila Di perlihatkan
dan dipraktekkan secara interperonal.
Ø Caring terdiri dari faktor karatif
yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau
klien.
Ø Caring yang efektif dapat
meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
Ø Caring merupakan respon yang dterima
oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti
apakah seseorang terebut nantinya.
Ø Lingkungan yang penuh caring sangat
potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruh seseorang
dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Ø Caring lebih kompleks dari pada
curing
Ø Caring merupakan inti dari
keperawatan.
b)
Proses
Keperawatan dalam Teori Caring
Watson (1979)
menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah - langkah sama
dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk
menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
Lebih lanjut
Watson menggambarkan kedua proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam proses keperawatan)
c)
Pengkajian
Meliputi observasi, identifikas dan review masalah menggunakan pengetahuan dari
literature yang dapat diterapkan melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk
memandang dan mengkaji masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979 - 2697, Vol. 1 No.3, September
2008:147-150). Pengkajian juga
meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam
memecahkan masalah.
Watson (1979)
dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu :
1) Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan
untuk tetap hidup meliputi kebutuhan
nutrisi, cairan, eliminasi dan oksigenisasi.
2) Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan
untuk berfungsi, meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman dan seksualitas.
3) Higher order needs (psychosocial needs) yaitu kebutuhan
integritas yang meliputi kebutuhan akan penghargaan dan
berafiliasi.
4) Higher order needs (intrapersonali needs) yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
a) Perencanaan
Perencanaan
membantu untuk menentukan bagaimana variable -variabel akan
diteliti atau diukur, meliputi suatu pendekatan
konseptual atau design untuk memecahan masalah mengacu pada ASKEP serta meliputi
penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa serta bagaimana data
akan dikumpulkan.
b) Implementasi
Merupakan
tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan
data.
c) Evaluasi
Merupakan metode dan proses
untuk menganalisa data juga untuk meneliti efek dari
intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi
hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang positif tercapai dan
apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.
Jadi, teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya
keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan. (Sujana, 2008).
B.
Manfaat Caring
Ø Dapat membantu memenuhi kebutuhan
manusia dan klien.
Ø Sebagai focus pemersatu untuk
praktek keperawatan
Ø Membantu menumbuhkan kepercayaan dan
membuat hubungan dalam keperawatan secara manusiawi
Ø Meningkatkan dan menerima ungkapan
perasaan yang positif dan negative atau baik buruknya
Ø Bias memberikan bimbingan dalam
memuaskan kebutuhan manusiawi pasien dan klien
Ø Menimbulkan kesensitifas terhadap
diri sendiri dan orang lain
Ø Caring memberikan manfaat asuhan
fisik yang baik serta meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
C.
Sikap Caring
ASKEP bermutu yang diberikan oleh perawat
dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien.
Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata - kata
yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien dan bersikap caring sebagai media pemberi
asuhan.
D.
Karakteristik Caring
Menurut
Wolf dan Barnum (1998) :
Ø Mendengar dengan perhatian
Ø Memberi rasa nyaman.
Ø Berkata jujur.
Ø Memiliki kesabaran.
Ø Bertanggung jawab
Ø Memberi informasi
Ø Memberi sentuhan
Ø Memajukan sensitifitas
Ø Menunjukan rasa hormat pada klien
Ø Memanggil klien dengan namanya.
BAB III
HOLISME & HUMANISME
A.
HOLISME
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu
bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh
bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi
dibagian satu akan mempengaruhi bagian
lain. Hukum inilah yang semestinya
ditemukan agar dapat dipahami berfungsinya setiap komponen
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
1.
Kepribadian
normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi (unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal dan
disorganisasi berarti patologik.
2.
Organisme
dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi
menurut hukum-hukum yang tidak
terdapat dalam bagian-bagian.
3.
Organisme
memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan potensi inheren
yang dimilikinya pada ranah maupun
terbuka baginya.
4.
Pengaruh
lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika terkuak di
lingkungan yang tepat, akan menghasilkan
kepribadian yang sehat dan integral.
5.
Penelitian
komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhadap
B.
HUMANISME
1. Pengertian
Humanisme
Dalam teori humanisme lebih melihat
pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian
yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal - hal
yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan
pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan
karateristik sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Dalam teori pembelajaran humanistik,
belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai
tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri
orang yang belajar secara optimal.
2. Ciri - Ciri Teori
Humanisme
Pendekatan humanisme dalam
pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada
potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal
sosial dan metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri,
menikmati keberadaan hidup dan masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun
diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
3. Contoh teori humanistic
Dalam teori belajar humanistik, belajar
dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik - baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya yaitu membantu masing - masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi - potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan
pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan
lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit
tertentu. perawat yang menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya
memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran,
perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh.
BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu di
pengaruhi dan di bimbing oleh maksud- maksud pribadi yang mereka hubungkan
kepada pengalaman –pengalaman mereka sendiri,
DAFTAR PUSAKA
B.uno,m.pd.Dr.hamsah.2006.orientaasi baru dalam psikologi
pembelajaran.jakarta bumi aksara
Dr.iskandar,mpd.2009.psikologi.pendidikan.cipayung:gaung
persada{gp}pres
Hadis,mpd,drs,abdul.2006.psikologi dalam
pendidikan.bandung:alfbeta
Mahmud,drs.m.dimayati.1990
Psikologi pendidikan.yogyakarta:BPFE/YOGYAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar